Informasi bola terUpdate dalam negeri dan luar negeri

Menanti Aksi Costa Lampaui Ronaldo, Lukaku Atau Kane



Diego Costa diminta untuk melanjutkan penampilan sip saat timnas Spanyol menghadapi Maroko di babak grup Piala Dunia 2018. Mampukah?

Spanyol sudah menggenggam tiket babak 16 besar Piala Dunia 2018. Laga dengan Maroko di Kaliningrad Stadium, Kaliningrad, Selasa (26/6/2018) dini hari WIB akan menjadi penentu posisi finis di Grup B. Bagi Maroko, laga itu menjadi pertandingan formalitas karena sudah tersingkir.


Berkaca dua laga awal, Spanyol akan terus bertumpu kepada Costa untuk mencetak lebih banyak gol lagi. Dalam dua pertandingan di Piala Dunia 2018, Costa tampil cukup efektif dengan membuat empat tembakan on goal dalam lima kali percobaan. Dia mengoleksi tiga gol sejauh ini.

Costa masih terpaut dua gol dengan pemilik top skor, Harry Kane dari Inggris. Di atas Costa juga masih ada Cristian Ronaldo dan Romelu Lukaku, yang masing-masing mengoleksi empat gol sejauh ini.

Pelatih timnas Spanyol, Fernando Hierro, mengapresiasi penampilan Costa. Dia berharap kinerja Costa berlanjut saat menghadapi Maroko setidaknya untuk bisa bersaing meraih predikat top skor secara pribadi.

"Komitmennya luar biasa. Dia mencetak tiga gol dalam dua pertandingan. Selain itu, dia mau bekerja keras dan tampil habis-habisan untik tim," kata Hierro seperti dikutip Mirror.
"Saya senang dengan performanya," dia menambahkan.

sumber: sport.detik.com

5 Negara Kandidat Juara Piala Dunia 2018 dengan Alasan Sebagai berikut


PIALA Dunia 2018 akan dilangsungkan di Rusia pada 14 Juni hingga 15 Juli. Sebagai tuan rumah, Rusia pun sudah menyiapkan 12 stadion untuk menggelar turnamen empat tahunan tersebut.

Pada Kamis 17 November 2017 pagi WIB, Peru mengalahkan Selandia Baru 2-0. Keberhasilan mengalahkan Selandia Baru membuat negara yang beribu kota Lima itu pun memastikan tampil di Piala Dunia. Bahkan mereka jadi tim ke-32 atau negara terakhir yang memastikan tempat di Piala Dunia 2018.

Meski Peru ditempatkan di Pot II, Jefferson Farfan dan kawan-kawan tidak dijagokan menjadi kampiun Piala Dunia 2018. Setidaknya ada lima negara yang memiliki peluang sama menjuarai Piala Dunia 2018.

Berikut ini 5 negara kandidat juara Piala Dunia 2018:

5. Spanyol
Spanyol gagal total di Piala Dunia 2014. Satu grup bersama Belanda, Cile dan Australia, La Furia Roja –julukan Timnas Spanyol– harus finis di posisi tiga dan gagal melaju ke 16 besar. Keterpurukan Spanyol terus berlangsung dua tahun berselang. Mentas di Piala Eropa 2016, David de Gea dan kawan-kawan disingkirkan Italia dengan skor 0-2 di 16 besar.

Namun, performa Spanyol meningkat semenjak menunjuk Julen Lopetegui sebagai pelatih pada pertengahan 2016. Mantan pelatih FC Porto itu membawa Spanyol superior di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2018. Tergabung bersama Italia, Spanyol sanggup menang sembilan kali dan satu imbang dari 10 pertandingan.
Selain itu, Spanyol juga memiliki sederet pemain brilian. Isco Alarcon sedang menikmati masa-masa indahnya bersama Real Madrid. Begitu juga Alvaro Morata yang sedang tajam-tajamnya bersama Chelsea di Liga Inggris 2017-2018. Dengan begitu, peluang mengulang kesuksesan edisi 2010 pun terbuka lebar.

4. Argentina
Setelah menjuarai Piala Dunia 1986, La Albiceleste –julukan Argentina– dua kali melaju ke partai puncak, tepatnya pada 1990 dan 2014. Namun di dua edisi itu, Argentina selalu ditaklukkan Timnas Jerman.

Tidak sampai di situ, Argentina dalam dua edisi terakhir Copa America (2015 dan 2016) selalu ditundukkan Cile di final. Karena itu, Argentina jelas penasaran untuk mengakhiri hasil apes di atas. Peluang itu terbuka lebar asalkan pelatih Jorge Sampaoli mampu mengeluarkan performa optimal dari sang kapten, Lionel Messi.

3. Prancis
Prancis mengalahkan Swedia dan Belanda di Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2018. Tim asuhan Didier Deschamps itu diberkati pemain-pemain muda brilian. Di saat era Antoine Griezmann belum mencapai masa puncak, Les Blues –julukan Prancis– sudah memiliki Kylian Mbappe dan Ousmane Dembele.

Bantuan pemain muda itu membuat Prancis berpeluang besar mengangkat trofi di akhir turnamen. Apalagi mereka dihuni gelandang termahal di dunia, Paul Pogba, yang berpengalaman membawa Prancis menjuarai Piala Dunia U-20 2013.

2. Jerman
Jerman negara paling konsisten, terhitung sejak Piala Dunia 2006. Sejak saat itu, performa terburuk Die Mannschaft –julukan Jerman– ialah mentok di semifinal turnamen besar, baik itu Piala Dunia maupun Piala Eropa. Sementara pencapaian terbaik mereka dengan menjuarai Piala Dunia 2014.


Bahkan saat menggunakan mayoritas pemain muda di Piala Konfederasi 2016, tim asuhan Joachim Low tetap keluar sebagai juara. Kedigdayaan Jerman juga berlanjut di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2018. Dari 10 pertandingan, Thomas Muller dan kawan-kawan mengemas 30 poin, alias selalu memenangi laga. Karena itu, menarik melihat kiprah Jerman yang berupaya mengikuti jejak Brasil dan Italia, negara yang pernah memenangi Piala Dunia dua kali beruntun.

1. Brasil
Brasil tampil memesona di Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Conmebol. Ketika kualifikasi masih menyisakan empat pertandingan, tim asuhan Tite sudah memastikan tiket di putaran final.

Semenjak ditangani mantan juru taktik Corinthians itu per Agustus 2016, performa Brasil memang meningkat. Selain kecakapan meramu taktik, Tite juga berhasil menemukan pemain-pemain brilian macam Gabriel Jesus yang saat itu membela Palmeiras dan Paulinho yang memesona bareng Guangzhou Evergrande.

Brasil jelas mengincar trofi juara. Jika Canarinha –julukan Timnas Brasil– jadi yang terbaik di Piala Dunia 2018, mereka akan mengemas enam trofi, unggul dua gelar dari Jerman dan Italia.

sumber:bola.okezone.com

4 Rekor yang Bisa Dibuat Ronaldo di Piala Dunia 2018, Nomor 2 Paling Bergengsi



CRISTIANO Ronaldo tampil luar biasa di Piala Dunia 2018. Pada dua laga awal bersama Tim Nasional (Timnas) Portugal, pesepakbola berusia 33 tahun itu mengemas empat gol. Pemain Real Madrid itu mencetak hattrick saat Portugal menahan Spanyol 3-3. Sementara satu lagi dicetak saat Portugal menumbangkan Maroko 1-0.

Hal itu berarti, semua gol yang dibuat Portugal di Piala Dunia 2018, dicetak ayah empat anak tersebut. Berkat pencapaian di atas, Ronaldo untuk sementara berstatus sebagai top skor Piala Dunia 2018. Jika konsisten tampil apik, Ronaldo berpotensi mencetak beberapa rekor di Piala Dunia 2018. Apa saja?

Berikut 4 rekor yang bisa dibuat Ronaldo di Piala Dunia 2018, mengutip dari Sportskeeda:

4. Peraih Trofi Man of the Match Terbanyak di 1 Edisi Piala Dunia
Saat ini, Wesley Sneijder dan Lionel Messi tercatat sebagai pesepakbola dengan koleksi trofi man of the match terbanyak di satu edisi Piala Dunia. Sneijder dan Messi sama-sama meraih empat trofi man of the match. Sneijder melakukannya di Piala Dunia 2010, sedangkan Messi pada 2014.

Peluang Ronaldo menyamai atau bahkan melewati Sneijder dan Messi cukup terbuka. Sebab pada dua laga awal di Piala Dunia 2018, Ronaldo selalu meraih trofi tersebut.

3. Sepatu Emas
Ronaldo berpotensi mencetak rekor pribadi, yakni menjadi top skor Piala Dunia. Sebelumnya saat tampil di Piala Dunia 2006, 2010 dan 2014, Ronaldo tak pernah mendapatkan status tertajam. Kali ini, peluang tersebut cukup terbuka. Hanya dari dua penampilan, Ronaldo mengoleksi empat gol.

Kali ini, ia unggul satu bola dari Diego Costa (Spanyol) dan Denis Cheryshev (Rusia) yang menduduki posisi dua pencetak gol terbanyak. Jika menjadi top skor, Ronaldo menjadi orang Portugal kedua yang mampu melakukannya. Orang Portugal pertama yang menjadi top skor ialah Eusebio, di Piala Dunia 1966 dengan raihan sembilan gol.


2. Kapten Portugal Pertama yang Angkat Trofi Piala Dunia
Pencapaian terbaik Portugal selama mentas di Piala Dunia tersaji pada edisi 1966. Saat itu, Eusebio dan kawan-kawan finis di posisi tiga. Hal itu berarti sepanjang sejarah, skuad Seleccao das Quinas –julukan Portugal– tak pernah keluar sebagai yang terbaik.

Karena itu, Ronaldo berpeluang menjadi kapten atau orang Portugal pertama yang mengangkat trofi Piala Dunia. Jalan itu terbuka lebar. Saat ini, Portugal hanya membutuhkan tambahan satu poin untuk lolos ke 16 besar.

1.Pemain Portugal dengan Koleksi Gol Terbanyak di Piala Dunia
Eusebio tercatat sebagai pencetak gol terbanyak Portugal di Piala Dunia. Dari enam penampilan di Piala Dunia 1966, ia mengoleksi sembilan gol. Catatan itu berpotensi dilewati Ronaldo. Dari 15 penampilan di Piala Dunia, Ronaldo telah mengoleksi tujuh gol.

Hal itu berarti Ronaldo hanya membutuhkan tiga gol tambahan untuk melewati pencapaian Eusebio. Peluang itu ada jika Portugal melaju jauh di Piala Dunia edisi kali ini. Apalagi di laga terakhir fase grup, Portugal hanya akan menghadapi Iran. Kesempatan besar bagi Ronaldo untuk menambah perbendaharaan golnya.

sumber: bola.okezone.com

3 Penyebab Argentina Kalah dari Kroasia di Piala Dunia 2018


Kondisi Tim Nasional (Timnas) Argentina semakin terpuruk. Skuad besutan Jorge Sampaoli itu kembali gagal meraih kemenangan pada matchday kedua Grup D Piala Dunia 2018. Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Niznhy Novgorod, Jumat (22/6/2018) dini hari WIB, Argentina harus menelan pil pahit setelah kalah telak dari Kroasia. La Albiceleste –julukan Argentina– takluk 0-3 pada pertandingan tersebut.

Bintang Argentina, Lionel Messi tak mampu berbuat banyak setelah mendapat penjagaan ketat dari para pemain bertahan Kroasia. Nasib buruk Argentina terjadi pada menit ke-54. Berawal dari kesalahan penjaga gawang mereka, Willy Caballero yang gagal membuang bola di depan gawang. Bola pun jatuh tepat di depan Ante Rabic. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, striker Kroasia itu langsung menceploskan ke gawang.

Gol kedua Luka Modric pada menit ke-80 seakan menutup harapan Argentina untuk meraih poin penuh pada laga tersebut. Benar saja, di pengujung laga, Kroasia kembali menambah gol pada menit 90+1 lewat aksi pemain Barcelona, Ivan Rakitic. Kekuatan lini tengah Kroasia memang menjadi salah satu kunci kemenangan tim besutan Zlatko Dalic.

Berikut tiga penyebab kekalahan Argentina dari Kroasia, dikutip dari Sportskeeda, Jumat (22/6/2018).

3. Penggunaan Formasi 3-4-3
Argentina turun dengan dengan formasi 3-4-3 kala melakoni laga melawan Kroasia pada matchday kedua Grup D Piala Dunia 2018. Penerapan formasi ini dianggap menjadi salah satu penyebab kekalahan skuad asuhan Jorge Sampaoli. Argentina memang tampil cukup menjanjikan pada babak pertama, terutama pada 10 menit awal pertandingan.

Akan tetapi, memasuki babak kedua, Kroasia langsung menemukan cara untuk memorak-porandakan lini pertahanan Argentina. Memanfaatkan sisi lapangan, Sime Vrsaljko, Ante Rebic, Ivan Strinic dan Ivan Perisic bergantian menebar ancaman ke daerah pertahanan Argentina. Bahkan duo gelandang Ivan Rakitic dan Luca Modric juga menikmati kebebasan menyerang melalui sisi lapangan.

2. Kurangnya Suplai bola ke Aguero dan Messi
Pressing ketat yang diterapkan para pemain bertahan Kroasia membuat striker Argentina, Sergio Aguero tidak mampu melakukan sentuhan pada bola hingga menit ke 21 di babak pertama. Hal tersebut otomatis membuat Argentina kesulitan untuk melakukan serangan ke daerah pertahanan Kroasia. Bahkan seorang Messi pun hanya melepaskan satu tembakan sepanjang pertandingan.


Lini tengah Kroasia memang dihuni para pemain yang memiliki kemampuan bermain jauh lebih baik ketimbang Argentina. Kehadiran Rakitic, Modric, dan Perisic mampu membuat Kroasia tampil lebih baik untuk memegang kendali permainan, terutama di babak kedua. Hal itu membuat para penggawa Argentina kesulitan untuk menyuplai bola kepada Messi dan Aguero di posisi depan.

1. Kurangnya Percaya Diri dan Terlalu Lama Menguasai Bola
Kesalahan yang dilakukan penjaga gawang Argentina, Willy Caballero, harus dibayar mahal dengan keuntungan gol bagi Kroasia. Saat itu Caballero yang bermaksud membuang bola justru gagal dan membuat si kulit bulat jatuh tepat di depan penyerang Korasia, Ante Rebic. Rebic pun langsung memanfaatkan kesemapatan tersebut untuk mencetak gol melalu tembakan akrobatik.

Kejadian pada awal babak kedua itu disinyalir menjadi salah satu penyebab berkurangnya kepercayaan diri para penggawa Argentina pada pertandingan tersebut. Terbukti, Kroasia terus tampil menekan hingga akhirnya menutup laga dengan skor 3-0. Para pemain Argentina juga dinilai terlalu lama menguasai bola pada pertandingan tersebut. Mereka terus mencari cara untuk bisa memberikan umpan kepada Messi dan Aguero yang mendapat pengawalan ketat dari para pemain bertahan Kroasia.

sumber: bola.okezone.com

5 Kelakuan Buruk Messi saat Mentas di Lapangan


LIONEL Messi merupakan pemain yang mendapatkan predikat terbaik di dunia dan hanya Cristiano Ronaldo yang mampu menandingi kedigdayaan pemain Barcelona tersebut. Messi telah banyak mendapatkan trofi di level klub bersama Barcelona, yang menandakan kemampuannya di lapangan hijau.

Selain itu, pemain berpaspor Argentina tersebut juga memiliki segudang prestasi individu, termasuk lima trofi Ballon d’Or. Segala yang diraih oleh Messi membuat dirinya dihormati oleh pesepakbola lain di dunia.

Kendati demikian, Messi tetaplah manusia biasa yang terkadang melakukan sesuatu yang di luar dugaan atau dapat dikatakan buruk. Berikut lima kelakuan buruk Messi saat mentas di lapangan, dikutip dari Sportskeeda, Jumat (8/6/2018).

5. Menendang Bola ke Arah Fans Real Madrid (2011)

Kala Barcelona bertandang ke Santiago Bernabeu demi menghadapi Real Madrid, Messi melakukan hal yang di luar dugaan. Dalam suatu duel perebutan bola dengan pemain Madrid, akhirnya si kulit bundar pun bergulir ke luar lapangan.

Messi yang masih berusaha mengejar bola pun berlari sekuat tenaga untuk mempertahankan bola, namun laju bola ternyata tidak terkejar. La Pulga –julukan Messi– tidak membiarkan bola keluar begitu saja, melainkan menendang bola dengan sekuat tenaga ke pendukung Madrid. Sontak hal itu memicu kemarahan fans Madrid dan juga para pemain Los Blancos –julukan Madrid.

4. Meludah ke Pemain Malaga (2008)

Messi selain dikenal sebagai pemain dengan banyak trofi bergengsi, juga merupakan sosok yang santun baik di dalam maupun luar lapangan. Akan tetapi, tindakannya pada laga Liga Spanyol kontra Malaga CF di La Rosaleda, telah mencoreng nama baik Messi.

Barcelona pada pertandingan itu menang mudah dengan skor 4-1, namun Messi tampaknya merasa frustrasi karena dijaga dengan ketat oleh Duda. Beberapa kali Messi terjatuh akibat penjagaan yang ketat dan pada akhirnya Messi pun tertangkap kamera meludah ke arah Duda.

3. Membuang-buang Waktu saat Kontra Sevilla (2016)

Pada pertandingan Liga Spanyol kontra Sevilla, Messi mendapatkan hadiah kartu kuning dari wasit yang memimpin laga tersebut. Pada awalnya, Messi terlibat perebutan bola dengan gelandang Sevilla Steven N’zonzi dan mengakibatkan sepatu kirinya pun terlepas.

Messi pun diberi kesempatan untuk memasang kembali sepatunya di luar lapangan, namun bukannya langusng melakukan hal tersebut pemain asal Argentina itu justru duduk terdiam. Wasit pun akhirnya menghukum Messi yang dianggap membuang-buang waktu. Messi yang merasa bingung atas keputusan wasit pun akhirnya menendang sepatu kirinya ke arah bangku cadangan Barcelona.

2. Menanduk Bek AS Roma (2015)


Pada Agustus 2015, Barcelona melakukan pertandingan persahabatan dengan AS Roma dan di laga tersebut Messi melakukan tindakan yang cukup agresif. Messi yang seperti biasa bermain dengan lincah dan cepat harus mendapatkan hadangan dari Mapou Yanga-Mbiwa.

Beberapa kali terlibat duel keras, akhirnya membuat Messi marah dan secara mengejutkan menanduk bek Roma tersebut. Akan tetapi, tindakan Messi tidak berhenti sampai di situ saja karena pemain asal Argentina itu juga mencekik leher Mbiwa. Wasit yang melihat hal itu pun langsung memberikan kartu kuning kepada kedua pemain itu.

1. Kartu Merah saat Debut Bersama Argentina (2005)

Messi memulai debutnya bersama Tim Nasional (Timnas) Argentina pada 2005 di laga melawan Hungaria. La Pulga masuk sebagai pemain pengganti pada laga tersebut dan waktu bermain Messi pun hanya 40 detik.

Hal itu dikarenakan, tidak lama setelah dirinya memasuki lapangan Messi langsung membuat pelanggaran yang dianggap keras oleh wasit. Messi kedapatan melayangkan tangannya ke arah leher Vilmos Vanczak. Kendati sebelumnya Vanczak menarik seragam Messi dengan cukup keras, namun tetap wasit menganggap Messi yang melakukan pelanggaran.

sumber: bola.okezone.com

Jadwal Lengkap! Siaran Langsung (Live) Piala Dunia 2018 Rusia di Trans7, Trans TV dan Transvision


Jadwal siaran langsung Piala Dunia 2018 di Rusia akan dibuka oleh laga grup A tuan rumah Rusia vs Arab Saudi Kamis (14/06/2018)
Laga yang digelar di Luzhniki Stadium dimulai pukul 22.00 WIB, dan seperti diketahui Piala Dunia 2018 Rusia akan disiarkan langsung oleh jaringan Transmedia yakni Trans TV, Trans7, dan Transvision.
Partai Rusia vs Arab Saudi menjadi satu-satunya pertandingan di hari pertama, yang sekaligus membuka gelaran Piala Dunia 2018.
Berikut jadwal Piala Dunia 2018 di Rusia selengkapnya:

* Grup A
14/06/2018 Kamis 22.00 WIB: Rusia vs Arab Saudi - Luzhniki Stadium
15/06/2018 Jumat 21.00 WIB: Mesir vs Uruguay - Central Stadium
20/06/2018 Rabu 01.00 WIB: Rusia vs Mesir - Krestovsky Stadium
20/06/2018 Rabu 22.00 WIB: Uruguay vs Arab - Saudi Rostov Arena
25/06/2018 Senin 22.00 WIB: Uruguay vs Rusia - Cosmos Arena
25/06/2018 Senin 21.00 WIB: Arab Saudi vs Mesir - Volgograd Arena

* Grup B
15/06/2018 Jumat 22.00 WIB: Maroko vs Iran -Krestovsky Stadium
16/06/2018 Sabtu 01.00 WIB: Portugal vs Spanyol - Fisht Olympic Stadium
20/06/2018 Rabu 19.00 WIB: Portugal vs Maroko - Luzhniki Stadium
21/06/2018 Kamis 01.00 WIB: Iran vs Spanyol - Kazan Arena
26/06/2018 Selasa 01.00 WIB: Iran vs Portugal - Mordovia Arena
26/06/2018 Selasa 00.00 WIB:: Spanyol vs Maroko - Kaliningrad Stadium

* Grup C
16/06/2018 Sabtu 15.00 WIB: Prancis vs Australia Kazan Arena
16/06/2018 Sabtu 23.00 WIB: Peru vs Denmark - Mordovia Arena
21/06/2018 Kamis 21.00 WIB: Prancis vs Peru - Central Stadium
21/06/2018 Kamis 23.00 WIB: Denmark vs Australia - Cosmos Arena
26/06/2018 Selasa 21.00 WIB: Denmark vs Prancis - Luzhniki Stadium
26/06/2018 Selasa 21.00 WIB: Australia vs Peru Fisht - Olympic Stadium

* Grup D
16/06/2018 Sabtu 20.00 WIB: Argentina vs Islandia - Otkrytiye Arena
17/06/2018 Minggu 01.00 WIB: Kroasia vs Nigeria - Kaliningrad Stadium
22/06/2018 Jumat 01.00 WIB: Argentina vs Kroasia - Nizhny Novgorod Stadium
22/06/2018 Jumat 22.00 WIB: Nigeria vs Islandia - Volgograd Arena
27/06/2018 Rabu 01.00 WIB: Nigeria vs Argentina - Krestovsky Stadium
27/06/2018 Rabu 01.00 WIB: Islandia vs Kroasia - Rostov Arena

* Grup E
17/06/2018 Minggu 20.00 WIB: Kosta Rika vs Serbia - Cosmos Arena
18/06/2018 Senin 01.00 WIB: Brasil vs Swiss - Rostov Arena
22/06/2018 Jumat 19.00 WIB: Brasil vs Kosta - Rika Krestovsky Stadium
23/06/2018 Sabtu 00.00 WIB: Serbia vs Swiss - Kaliningrad Stadium
27/06/2018 Rabu 01.00 WIB: Swiss vs Kosta Rika - Nizhny Novgorod Stadium
28/06/2018 Kamis 01.00 WIB: Serbia vs Brasil - Otkrytiye Arena

* Grup F
17/06/2018 Minggu 22.00 WIB: Jerman vs Meksiko - Luzhniki Stadium
18/06/2018 Senin 19.00 WIB: Swedia vs Korea Selatan - Nizhny Novgorod Stadium
23/06/2018 Sabtu 22.00 WIB: Jerman vs Swedia Fisht - Olympic Stadium
24/06/2018 Minggu 01.00 WIB: Korea Selatan vs Meksiko - Rostov Arena
27/06/2018 Rabu 21.00 WIB: Korea Selatan vs Jerman - Kazan Arena
27/06/2018 Rabu 23.00 WIB: Meksiko vs Swedia - Central Stadium

* Grup G
18/06/2018 Senin 22.00 WIB: Belgia vs Panama Fisht Olympic Stadium
19/06/2018 Selasa 01.00 WIB: Tunisia vs Inggris Volgograd Arena
23/06/2018 Sabtu 19.00 WIB: Belgia vs Tunisia Otkrytiye Arena
24/06/2018 Minggu 19.00 WIB: Inggris vs Panama Nizhny Novgorod Stadium
29/06/2018 Jumat 00.00 WIB: Inggris vs Belgia Kaliningrad Stadium
29/06/2018 Jumat 01.00 WIB: Panama vs Tunisia Mordovia Arena

* Grup H
19/06/2018 Selasa 19.00 WIB: Polandia vs Senegal - Otkrytiye Arena
19/06/2018 Selasa 22.00 WIB: Kolombia vs Jepang - Mordovia Arena
25/06/2018 Senin 00.00 WIB: Jepang vs Senegal - Central Stadium
25/06/2018 Senin 01.00 WIB: Polandia vs Kolombia - Kazan Arena
28/06/2018 Kamis 21.00 WIB: Jepang vs Polandia - Volgograd Arena
28/06/2018 Kamis 22.00 WIB: Senegal vs Kolombia - Cosmos Arena
* Babak 16 Besar
30/06/2018 Sabtu 21.00 WIB: Juara Grup C vs Runner Up Grup D - Fisht Olympic Stadium
01/07/2018 Minggu 01.00 WIB: Juara Grup A vs Runner Up Grup B - Kazan Arena
01/07/2018 Minggu 21.00 WIB: Juara Grup B vs Runner Up Grup A - Luzhniki Stadium
02/07/2018 Senin 01.00 WIB: Juara Grup D vs Runner Up Grup C - Nizhny Novgorod Stadium
03/07/2018 Selasa 01.00 WIB: Juara Grup G vs Runner Up Grup H - Cosmos Arena
03/07/2018 Selasa 21.00 WIB: Juara Grup E vs Runner Up Grup F - Rostov Arena
04/07/2018 Rabu 01.00 WIB: Juara Grup F vs Runner Up Grup E - Kretovsky Stadium
04/07/2018 Rabu 01.00 WIB: Juara Grup Grup H vs Runner Up Grup C - Otkrytiye Arena


* Babak Perempat Final
06/07/2018 Jumat 21.00 WIB: Perempat Final 1 - Nizhny Novgorod Stadium
07/07/2018 Sabtu 01.00 WIB: Perempat Final 2 - Kazan Arena
07/07/2018 Sabtu 21.00 WIB: Perempat Final 3 - Fisht Olympic Stadium
08/07/2018 Minggu 01.00 WIB: Perempat Final 4 - Cosmos Arena

* Babak Semifinal
11/07/2018 Rabu 01.00 WIB: Semi Final 1 (Pemenang PF1 vs Pemenang PF2) - Kretovsky Stadium
12/07/2018 Kamis 01.00 WIB: Semi Final 2 (Pemenang PF3 vs Pemenang PF4) - Luzhniki Stadium

* Posisi Ketiga
15/07/2018 Minggu 01.00 WIB: Kalah SF1 vs Kalah SF2 - Kretovsky Stadium

* Final
15/07/2018 Minggu 21.00 WIB: Pemenang SF 1 vs Pemenang SF2

sumber: banjarmasin.tribunnews.com

Barcelona Berpotensi Terkena Hukuman Larangan Transfer 2 Tahun karena Salah satu Pemainnya


Barcelona berpotensi terkena hukuman larangan transfer selama dua tahun dari FIFA. Seperti diberitakan Calciomercato, Senin (4/6/2018), hal itu karena Blaugrana –julukan Barcelona– ditengarai melakukan pendekatan ilegal kepada penyerang Atletico Madrid, Antoine Griezmann.


Barcelona disebut-sebut sudah melakukan pendekatan personal kepada Griezmann sejak bursa transfer musim panas 2017. Padahal aturannya, sebuah klub tidak boleh melakukan pendekatan personal kepada seorang pemain, kecuali si pesepakbola hanya memiliki sisa kontrak selama enam bulan bersama timnya saat ini.

Sementara itu saat ini, Grizou –sapaan akrab Griezmann– masih memiliki kontrak bersama Atletico hingga 30 Juni 2022. Selain itu, Barcelona coba memboyong Griezmann dengan menebus klausul pelepasan penyerang berpaspor Prancis itu yang mencapai 100 juta euro (Rp1,62 triliun).

Akan tetapi, klausul lepas tersebut baru aktif per 1 Juli 2018. Uniknya, Griezmann mengaku akan menentukan masa depannya sebelum Piala Dunia bergulir pada 14 Juni 2018. Hal itu berarti, Barcelona disinyalir juga melakukan pelanggaran jika merampungkan transfer Griezmann sebelum klausul lepasnya benar-benar aktif.

Akan tetapi, klausul lepas tersebut baru aktif per 1 Juli 2018. Uniknya, Griezmann mengaku akan menentukan masa depannya sebelum Piala Dunia bergulir pada 14 Juni 2018. Hal itu berarti, Barcelona disinyalir juga melakukan pelanggaran jika merampungkan transfer Griezmann sebelum klausul lepasnya benar-benar aktif.

sumber: bola.okezone.com

Calon Pelatih Madrid Baru Ternyata Anak Asuh Ernesto Valverde


Setelah Zinedine Zidane meninggalkan Real Madrid, nama Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur) santer diberitakan akan menjadi juru taktik Sergio Ramos dan kawan-kawan musim depan. Akan tetapi setelah ditelisik lebih dalam, ada yang menarik dari jalannya karier kepelatihan Pochettino.

Di balik keberhasilan Pochettino menjadi salah satu pelatih terbaik di Liga Inggris saat ini, pria berpaspor Argentina itu ternyata mendapatkan banyak ilmu kepelatihan dari arsitek Barcelona saat ini, Ernesto Valverde. Pada musim panas 2006, Valverde ditunjuk manajemen untuk menangani Espanyol.

Saat itu, Valverde melihat Pochettino yang berstatus sebagai pemain, memiliki pengaruh besar di ruang ganti Los Periquitos –julukan Espanyol. Valverde melihat Pochettino yang saat itu berusia 34 tahun, memiliki bakat untuk menjadi pelatih.

Alhasil, Valverde pun mendorong Pochettino untuk pensiun sebagai pemain dan bertugas sebagai pelatih. Awalnya, Pochettino menolak tawaran tersebut. Akan tetapi setelah melalui perhitungan matang, Pochettino mengiyakan permintaan Valverde.


Pochettino pun pensiun dan serius mengambil lisensi kepelatihan pada 2008. Setahun berselang atau pada 2009, Pochettino mengawali karier sebagai pelatih dengan menangani Espanyol. Setelah tiga tahun menangani Espanyol (2009-2012), Pochettino pindah ke Liga Inggris untuk membesut Southampton.

Secara luar biasa, Pochettino membawa Southampton finis di posisi delapan Liga Inggris 2013-2014. Padahal saat itu, Rickie Lambert dan kawan-kawan hanya berstatus sebagai klub promosi.

Pencapaian itu pun membuat Pochettino diboyong Tottenham Hotspur pada musim panas 2014.
Bersama Tottenham inilah, kualitas Pochettino benar-benar terlihat. Pelatih berusia 46 tahun itu konsisten mengantarkan Tottenham finis di posisi empat besar. Bahkan di Liga Inggris 2015-2016, Harry Kane dan kawan-kawan finis di posisi dua.

Karena itu, Pochettino pun masuk radar Madrid. Jika benar menjadi pelatih Madrid, Pochettino siap melakoni laga el clasico kontra Valverde yang sejak pertengahan 2017 menangani Barcelona.

sumber: bola.okezone.com
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==